Home » » Lady Tsundere! [Part 1]

Lady Tsundere! [Part 1]

Lady Tsundere! [Part 1]

tsundere1
Pagi ini adalah awal masuk bagi seluruh siswa di sekolahku, ya setelah liburan panjang semester ganjil kemarin.Ya hari ini adalah awal ku masuk di semester 2 di kelas 2 disalah satu SMA di Bandung ini.Sayangnya aku belum bisa masuk sekolah karena sakit.Sebelumnya perkenalkan namaku Bian.
*beep beep* HP ku berbunyi, ternya dapat sms dari si Geddy teman sekolah ku.
“woy bro, kemana aja loh udah 2 hari ga masuk?”
“gue sakit bro, tapi kayaknya besok gue udh bisa masuk kok.”
“wah, asik dah temen gue dah bisa masuk besok. Sekalian gue mau kasih tau besok ada kejutan noh buat lo. Haha”
“kejutan apaan dah?”
“besok juga tau, sabar bro.”
“kampret nih orang bikin gue penasaran aja.”Batinku.Sialnya kejutan yang tadinya aku anggap hanya bercandaan saja malah membuatku memikirkanya karna penasaran.Tapi karena gamau ambil pusing aku pun memilih untuk tidur.
Pagi pun telah tiba, untuk pertama kalinya dalam semester ini aku menginjakkan kaki ku di sekolah.Rasanya sungguh senang sekali, dari pada hanya tiduran saja seperti kemarin.Sesampainya di kelas aku menemukan sebuah kejanggalan.Ya ada seorang gadis yang belum ku kenal.Aku pun menghampirinya.
“emmh, sorry. Ini tempat duduk gue.”Ujarku pada gadis itu, dia hanya memandangku dengan dingin dan tanpa ekspresi.
“woi bro, lu dah dateng toh.”Suara seseorang yang ternyata adalah Geddy sahabatku.
“woi lu Gedd.”Aku menghampirinya, namun pandanganku tetap tertuju pada gadis itu.
“oh jadi loh udah ketemu nih ama kejutannya?” ucapnya yang membuat ku heran.
“ja.. jadi itu yang lo maksud dengan kejutan?” jawabku heran sambil menunjuk gadis itu yang dari tadi hanya membaca buku.
“yoi namanya Dhike, pindahan dari Palembang. Doi disuruh duduk disitu ama wali kelas gara-gara emang kursi itu aja yang kosong. So selamat ya yang dapet chairmate baru.”Ledeknya sambil menuju kursinya.
*kriiiiing..bel masuk pun berbunyi. Sambil menunggu guru masuk aku pun mencoba untuk berkenalan dengannya.
“kenalin nama gue bian.”Kataku sambil menjulurkan tangan.
Dia hanya menatap tanganku, tanpa menyambutnya.Lalu memalingkan wajahnya lagi ke buku yang dari tadi dia baca.“Dhike” ucapnya dingin dan tanpa ekspresi. Yang akhirnya aku ketahui nama lengkapnya adalah Rezki Wiranti Dhike.
“gila nih cewek, serem amat. Tau gini gue mending ga punya temen sebangku deh” batinku.
*Kriiing..bel istiahat berbunyi. Ya seperti biasa aku hanya menghabiskan waktu ku berdua dengan sahabatku Geddy.
“gimana bro sama doi?” tanyanya
“doi? Dhike maksud lo?”
“yoi, asik ye selama ini duduk sendiri, sekalinya dapet temen, cewe.”
“jirr, cewe sih cewe. Lo gatau apa dari tadi tuh gue coba ajak ngobrol doi, tapi gue malah dikacangin sob. Untung aja tuh cewe cantik”
“cieee, ada yang mulai suka nih”
Aku dan Geddy hanya tertawa. Ya kalo dipikir-pikir Dhike adalah seorang gadis yang dikaruniai dengan wajah yang manis, matanya sipit dan tajam. Namun ada yang kurang dari semua itu.Senyum, ya itulah yang sulit ditemui diwajahnya selama ini.
Suatu hari aku menemuka buku di koridor sekolah. Karena penasaran aku memungutnya dan membaca nama yang tertera dibuku itu.
“Ikey” ucapku dalam hati.Tiba tiba terdengar suara dari belakangku.
“itu bukuku,” ucap suara itu, aku berbalik dan saat kulihat wajah si empunya buku itu aku pun terkejut.
“ooh jadi ini bukumu?” tanyaku untuk memastikannya kepada dia, ya dia adalah Dhike
“iya,” sambil mengambil bukunya dari tanganku, dan tidak sengaja tanganya menyentuh tanganku, sungguh lembut sekali tangannya.
“oh jd kamu biasa dipanggi Ikey ya. Boleh ya aku panggil kamu Ikey.”Tanyaku dan dia tidak menjawab hanya berjalan menuju kelas.
Sore pun tiba, waktunya untuk pulang. Saat aku mengendarai motor maticku menuju gerbang, dan tidak sengaja aku melihat Ikey, aku pun menghampirinya.
“Ikey, belum pulang?Mau bareng ga?” tawarku.
“Gausah, makasih.Itu jemputanku sudah datang.” jawabnya sambil pergi bergegas meninggalkanku tanpa senyum.
Sudah hampir sebulan sejak aku berkenalan dengannya.Namun tak ada perubahan sikapnya kepadaku.Walau berat namun harus ku akui, sepertinya aku mulai suka kepadanya.
Siang itu kami diberikan tugas kelompok oleh guru.Dan aku sekelompok dengannya.
“Dengar ya aku sekelompok sama kamu bukan aku yang mau, tapi ini hasil undian dari guru.” tegasnya.
Mendegar perkataan itu aku hanya bisa diam saja.Bel pulang pun berbunyi.Aku pun dengan semangat segera bangkit dan menuju motorku, namun sebuah teriakkan menghentikanku.
“Biaaaan! Jangan pulang dulu! Kita bagi tugas dulu! Kita disini kerja kelompok, jadi harus sama-sama kerja!” teriaknya.
Dengan sedikit kecewa aku pun menghampirinya dan mulai berdiskusi dengannya.Seperti yang sudah kubayangkan sebelumnya. Dia mendominasi diskusi ini,dan aku hanya bisa memandangi wajahnya yang manis itu. Akhirnya diskusi ini pun selesai dan jam sudah menunjukan pukul 17.30. Sekolah pun sudah mulai ditutup.Aku pun bergegas menuju motorku.Seperti biasa aku pun melihatnya menunggu jemputannya di gerbang sekolah.
“Loh belum pulang?Bareng sama aku aja yuk.” ajakku.
“Belum masih nunggu ayahku.” jawabnya ketus.
“Yasudah aku temani sampai jemputanmu datang ya.”
Dia tak menjawab, hanya melihatku.
Karena lapar aku pun memesan semangkuk baso sambil menemaninya menunggu.
“Key, sini makan dulu aja. Dari tadi siang belum makan kan?” ajakku.
“Tidak usah aku masih kenyang.” jawabnya.
Beberapa saat berselang ia pun duduk disebelahku.
“Kamu jadi kan nganterin aku?” tanyanya.
“Loh ayahmu?” tanyaku heran.
“Tadi ayahku sms dia tidak bisa menjemputku.” jawabnya sambil manyun.
“Yaudah sebentar ya aku habiskan baso ku dulu.”
“Enak ya?” ternyata dari tadi ia memperhatikanku.
“Enak banget, Key. Apalagi sore-sore begini. Kamu mau?” tawarku sekali lagi.
“Ngga ah, aku masih kenyang.” jawabnya, sambil terus memperhatikanku makan baso.
Kriuuuuuk kriuuuuk, terdengar perutnya berbunyi.Aku yang mendengarnya pun tertawa terbahak-bahak sampai tersedak.
“Sukurin!Ngetawain aku sih!” ledeknya, terlihat wajahnya merah karena malu.
“Tuhkan kamu lapar. Makan sih.Ga usah nyiksa diri deh.Yaudah aku yang traktir deh.Mau ya?”
Iya pun mengangguk dengan pelan sambil menundukkan wajahnya dan tersenyum karena malu.Astaga, senyumnya sungguh manis. Ini mebuatku diam sesaat karena terpesona dengan senyumnya itu.
Lalu aku pun mengantarnya pulang. Sialnya dalam perjalanan ban motorku bocor. Dan terpaksa kami mendorongnya sampai menemukan bengkel terdekat.
“Ah nyesel aku pulang sama kamu. Tau gini aku naik taksi saja tadi.” ucapnya sambil marah kepadaku.
“Aah maaf yah. Abis kamu juga sih gendut jadi aja bocorkan.” ledekku.
“Yang bener kamu?Tuhkan aku gendut.Padahal tadi aku sengaja diet.Ini semua salahmu karena mengajakku makan baso!” jawabnya kesal sambil cemberut.Mendengar perkataannya itu aku pun tertawa dengan keras.
“Ya ampun, Key.Kamu tuh lucu ya kalo lagi ngambek begitu.”Sambil Ku perhatikan wajah yang kembali dihiasi dengan cemberutnya.
“ngga kok Key, kamu ga gendut. Kamu cantik kok, manis lagi.”Gombalku.Dia hanya diam, dan masih cemberut karena perkataanku sebelumnya.Ya dia memang telah memikat hatiku, dibalik wajah angkuhnya terdapat senyumnya yang sungguh manis.
Setelah menemukan bengkel kami pun melanjutkan kembali perjalanan menuju rumahnya. Sesampai di rumahnya,
“Makasih ya” ucapnya tersenyum dan bergegas masuk ke rumahnya.
“Sama-sama, Key. Aku ga ditawarin masuk dulu gitu?” candaku,
“Ngga!Sudah sana pulang udah malam tau!” jawabnya ketus dan menutup gerbang rumahnya. Bruuuk..
“Dasar tsundere!” bentakku dalam hati.Aku pulang ke rumah.
Keesokan harinya saat pulang sekolah kami pun kembali melanjutkan diskusi mengenai tugas kelompok.Tidak terasa waktupun cepat berlalu, lagi-lagi kami adalah siswa terakhir yang meninggal kelas pada hari itu.
“Bian.” Panggilnya
“Kenapa Key?” tanyaku
“Mmmm. Kalo dari sini mau ke rumahku naik angkot yang mana ya?” tanyanya malu.
“hahaha, Key Key. Udah sebulan lebih sekolah disini masih belum tahu jalan pulang. Ada ada aja kamu tuh.”Ledekku.
“Iiish.Serius!” bentaknya sambil melotot.
“Yaudah dari pada naik angkot udah sore gini ga aman loh, mending aku anterin aja ya?” tawarku.
“aku minta ditunjukkin jalan, bukan dianterin. Ngerti bahasa Indonesia kan?” jawabnya ketus
“Iyah aku ngerti, ayolah, mau yah. Aku maksa loh!” ucapku meyakinkanya
“Yaudah!” jawabnya singkat sambil tersipu malu
“Hahaha, dasar tsundere.” Ucapku pelan.
“hah? Apa?” katanya, aku hanya tersenyum sambil menggeleng dan mengajaknya pulang.
Sesampai dirumahnya, kembali ia hanya mengucapkan terima kasih dan menghilang dibalik gerbang pagarnya yang tinggi itu. Yaah apa boleh buat, beginilah nasib mendekati gadis jutek.
Sesampainya dirumah saat aku sedang bersantai tiba tiba hapeku bergetar. Wah ternyata dari Ikey,
“Sudah sampai rumah?”
“sudah, kenapa?”
“besok jam 10 aku tunggu di rumahku, kita selesaikan tugas kelompok kita. Jangan sampai telat!”
“besok? Baik lah” sebenernya aku agak malas ketika ada yang mengganggu hari liburku, namun berhubung Ikey yang mengajakku, aku tidak bisa menolaknya.Atau lebih tepat aku takut untuk menolaknya.
Keesokan harinya Ikey dan aku mengerjakan tugas. Tepat pukul 4 sore dan tugas pun sudah selesai.
“Akhirnya selesai juga!” teriakku dengan puas
“Beresin dulu bekasnya, baru pulang.” Jawabnya
“iyah, hehe” jawabku terheran heran
“Key, jalan-jalan yuk.”
“kemana?”
“udah ayo ikut aja yuk, aku maksa loh.”
“yaudah tapi bantuin beresin ini dulu ya.”
“nah gitu dong, kan aku jadi semangat beresinnya.”
Setelah semua rapi, aku pun berpamitan dengan kedua orang tuanya, sekaligus meminta izin untuk mengajak Ikey jalan-jalan.
“sebenernya kita mau kemana sih, bi?”
“udah tenang aja, Key. Aku bakal ajak kamu ketempat yang bagus.”
“Tapi aku laper.”
“eh jadi jujur gitu, emangnya ga diet lagi?”
“kan kata kamu aku ga boleh nyiksa diri.”
“iyah sih, yah siap siap bocor lagi ini ban.”
“tuhkan kamu mah!” sambil mecubit pinggangku
Akhirnya kami memutuskan untuk makan dulu disebuah kafe yang berada ditengah kota, aku sengaja mengulur waktu disana. Karena tempat yang akan kutunjukkan akan terlihat lebih indah pada waktu malam hari. Sebenernya Ikey sudah tampak terlihat bosan dan beberapa kali minta diantarkan pulang.Namun aku berhasil meyakinkannya dan kami pun tiba tempat yang sudah ku janjikan.
“Selamat datang di Bukit Bintang, Ikey!” teriakku
“Waah bagus banget, Bi.”Ucapnya, baru kali ini aku melihatnya tersenyum dengan lepas.
Lalu kami berdua pun duduk,
“aku seneng banget deh, Key.”Kataku membuka pembicaraan.“seneng bisa liat kamu senyum lepas kaya gini. Senyum kamu tuh bisa bikin aku melting.”Gombalku sambil memandangi pemandangan yang ada dibukit itu.
“terus aja gombal, emangnya aku suka apa digombalin?” balasnya sambil tersipu malu
“Key, aku boleh nanya ga?” dia hanya mengangguk. “kenapa sih, Key. Kamu kalo di sekolah suka jutek gitu sama aku? Padahalkan kalo kamu lebih manis kalo sering senyum kaya gini.”
“aku gamau aja ada gossip macem-macem sama kamu.”
“oh jadi malu nih kalo punya temen deket kaya aku.”
“ya ngga gitu juga.”
“ya terus kenapa dong, aku kan ga ngerti.”
“dasar ga peka.”
Pembicaraan pun berhenti sejenak.
“Key, aku mau jujur sama kamu, aku seneng Key kalo aku lagi sama kamu,”kataku. “aku seneng Key, kalo aku dijutekin sama kamu. Seneng liat kamu cemberut. Tapi yang paling indah buat aku selama aku deket sama kamu ya pas liat kamu senyum. Adem banget rasanya, Key.”Lanjutku sambil melihat wajahnya.
“Aneh. Dijutekkin kok seneng.” Jawabnya, “tapi Bi, kamu tau ga? Aku jarang loh akrab sama orang baru kaya gini. Apa lagi ama cowok.”Lanjutnya.
“ya kebetulan aja mungkin karna kita sebangku dan sekelompok aja.”
“ya tapi tetep aja aku ngerasainnya beda banget, Bi.”
“Kamu suka ya sama aku?”
“Iish apaan sih?” wajahnya pun mulai memerah.
“gapapa kalo kamu gasuka, tapi aku suka loh sama kamu,”“aku suka kamu dari awal kita ketemu Key” ungkapku jujur sambil memandang wajahnya, namun ia hanya menunduk saja, ya mungkin karena dia malu. Aku pun kembali memandang langit.Tiba-tiba Ikey menyandarkan kepalanya di pundakku.
“sebenernya aku belum yakin tentang perasaan ini sama kamu, tapi mungkin aku juga suka ama kamu.” Pungkasnya “tapi..” lanjutnya ragu.
“tapi kenapa Key?”
“tapi aku ga mau ada hubungan lebih diantara kita selain sahabat,”
“tapi sampai kapan Key?”
“sampai aku yakin sama perasaan aku ke kamu.”
“aku bakalan siap nunggu kok Key”
“makasih ya.”
Malam itu pun berlalu.Semakin hari setelah hari itu aku pun semakin dekat dengannya, seiring dengan tugas kelompok kami yang bisa dibilang sukses.Meskipun sikapnya padaku tetap saja dingin jika di sekolah, berbeda 180 derajat ketika hanya kami berdua.Mengenai hubungan kami, sampai saat ini belum ada jawabannya darinya.Hampir enam bulan berlalu dan hubungan kami sampai saat ini hanyalah sebatas sahabat, ya tidak lebih.Meskipun begitu perasaanku terhadapnya sampai saat ini masih belum berubah. Sampai kapanpun aku akan tetap menunggu jawaban atas perasaanku ini.
To be continued..
Author: @biabiabian

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Serba Ada Serba Seru - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger